Bagian dalam kap mobil esemka. Mesin menggunakan mesin esemka 1.5i, 1500 cc, 4 silinder segaris, 16 valve, DOHC dan multi point injection buatan siswa SMK.
Mobil dinas baru milik Wali Kota Surakarta Joko Widodo atau Jokowi menggunakan teknologi terkini. Mobil Kiat Esemka yang dipesan dari Sekolah Menengah Kejuruan 2 Surakarta tersebut tidak kalah canggih dengan mobil buatan pabrikan.
“Mesinnya DOHC, 16 valve, dan sudah multi point injection,” kata Dwi Budimartono, salah seorang guru pendamping dalam perakitan Kiat Esemka, kepada Tempo, Rabu, 4 Januari 2012. Mesin yang digunakan buatan siswa SMK sendiri dengan merek mesin Esemka 1.5i dengan 4 silinder segaris.
Tenaga maksimal yang dihasilkan mencapai 105 horsepower (HP) pada 5.500 rpm sehingga karakter mesin berdaya besar pada putaran tinggi. Panjang mobil Kiat Esemka 5.035 milimeter, tinggi 1.608 mm, dan lebar 1.620 mm dengan kapasitas tujuh penumpang. “Kalau kursi belakang dilipat, ada ruang bagasi 1,8 meter kubik dan lima penumpang,” lanjutnya.
Suspensi yang digunakan adalah double whisbone untuk bagian depan dan bagian belakang menggunakan pegas daun axle rigid sehingga cukup nyaman saat dikendarai di jalanan berlubang.
Mobil dengan kapasitas mesin 1.500 cc tersebut perbandingan bahan bakarnya adalah satu liter untuk 12 kilometer (dalam kota) dan 13,5 kilometer (luar kota). “Tangki bensinnya bisa membawa 75 liter,” katanya.
Untuk fitur, mobil Kiat Esemka sudah mengadopsi teknologi power steering, power window, dan central lock. Kemudian ada sensor parkir dan pendingin udara double blower.
Dia menyebut dari segi volume, mobil itu sekelas dengan Ford Everest atau Mitsubishi Pajero, tapi dengan mesin yang lebih kecil. “Kalau dari segi mesin, sama seperti Daihatsu Xenia atau Toyota Avanza,” jelasnya.
Dia mengatakan masih ada kendala soal tenaga mobil. Dengan kapasitas cc yang kecil, akselerasi mobil agak berat dan kurang bertenaga saat menanjak. “Ke depan, ada opsi untuk menambah kapasitas mesin,” ucapnya.
Guru pendamping lainnya dari SMK 2 Surakarta, Sriyono, mengatakan hasil kerja enam siswa SMK 2 yang merakit mobil Kiat Esemka patut dibanggakan. Meskipun masih ada kekurangan, hal itu dirasakan tidak jadi masalah besar.
“Hasilnya tidak mengecewakan. Apalagi ini pertama kalinya siswa merakit mobil setelah biasanya hanya pemeliharaan dan perawatan,” katanya.
“Mesinnya DOHC, 16 valve, dan sudah multi point injection,” kata Dwi Budimartono, salah seorang guru pendamping dalam perakitan Kiat Esemka, kepada Tempo, Rabu, 4 Januari 2012. Mesin yang digunakan buatan siswa SMK sendiri dengan merek mesin Esemka 1.5i dengan 4 silinder segaris.
Tenaga maksimal yang dihasilkan mencapai 105 horsepower (HP) pada 5.500 rpm sehingga karakter mesin berdaya besar pada putaran tinggi. Panjang mobil Kiat Esemka 5.035 milimeter, tinggi 1.608 mm, dan lebar 1.620 mm dengan kapasitas tujuh penumpang. “Kalau kursi belakang dilipat, ada ruang bagasi 1,8 meter kubik dan lima penumpang,” lanjutnya.
Suspensi yang digunakan adalah double whisbone untuk bagian depan dan bagian belakang menggunakan pegas daun axle rigid sehingga cukup nyaman saat dikendarai di jalanan berlubang.
Mobil dengan kapasitas mesin 1.500 cc tersebut perbandingan bahan bakarnya adalah satu liter untuk 12 kilometer (dalam kota) dan 13,5 kilometer (luar kota). “Tangki bensinnya bisa membawa 75 liter,” katanya.
Untuk fitur, mobil Kiat Esemka sudah mengadopsi teknologi power steering, power window, dan central lock. Kemudian ada sensor parkir dan pendingin udara double blower.
Dia menyebut dari segi volume, mobil itu sekelas dengan Ford Everest atau Mitsubishi Pajero, tapi dengan mesin yang lebih kecil. “Kalau dari segi mesin, sama seperti Daihatsu Xenia atau Toyota Avanza,” jelasnya.
Dia mengatakan masih ada kendala soal tenaga mobil. Dengan kapasitas cc yang kecil, akselerasi mobil agak berat dan kurang bertenaga saat menanjak. “Ke depan, ada opsi untuk menambah kapasitas mesin,” ucapnya.
Guru pendamping lainnya dari SMK 2 Surakarta, Sriyono, mengatakan hasil kerja enam siswa SMK 2 yang merakit mobil Kiat Esemka patut dibanggakan. Meskipun masih ada kekurangan, hal itu dirasakan tidak jadi masalah besar.
“Hasilnya tidak mengecewakan. Apalagi ini pertama kalinya siswa merakit mobil setelah biasanya hanya pemeliharaan dan perawatan,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar